Pages

SALAH SATU SISWA SDN BUBUTAN TERPILIH MENJADI PANGERAN LINGKUNGAN HIDUP 2015

Rabu, 01 Juli 2015



Setelah melewati proses yang panjang akhirnya diputuskan pada hari Sabtu tanggal 27 Juni 2015, Rifky Firmansyah berhasil terpilih menajdi pangeran lingkungan hidup 2015. Tidak hanya itu Dwi Natasya juga terpilih sebagai Runner up I untuk kategori Puteri. Sedangkan dua siswa dan siswi lainnya yaitu Khofila dan Faiq masih menjadi finalis. Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2105 diselenggarakan oleh Tunas Hijau Indonesia yang didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya.

 Rifky Firmansyah, Siswa kelas 6 SDN Bubutan terpilih menjadi Pangeran Lingkungan Hidup 2015.

Persaingan yang ketat menuntut para finalis ini bekerja keras. Tidak hanya itu mereka dituntut untuk se kreatif mungkin untuk mengkampanyekan proyeknya di sekolah, keluarga dan masyarakat. Menjadi finalis pangerandan puteri lingkungan hidup merupkan prestasi yang sangat istimewa. Mereka adalah anakanak yang terpilih setelah melewati seleksi yang sangat ketat.
 

 Ibu Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini dan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Pak Ihsan mendukung para finalis Pangput 2015

Ibu walikota Surabaya, Tri Risma Harini dalam sambutannya mengatakan, “Anak-anakku jangan pernah lelah menjadi pejuang lingkunganhidup. Meski tidak ada bayarannya, tetapi 3 juta lebih warga Surabaya bisa menikmati apa yang telah kalian kerjakan” . disamping itu Bu Risma juga menjelaskan bahwa pemerintah kota Surabaya telah mengambil langkah penting untuk memenuhi kebutuhan air dengan membangun bendungan baru dan banyak menanam pohon. Yang paling beliau khawatirkan adalah masuknya air laut ke lapisan air tanah. Lebih lanjut lagi beliau mejelaskan bahwa meskipun Surabaya kota yang padat, tetapi kualitas udaranya masih tetap terbaik dari pada kota kota lainnya di seluruh Indonesia. 

 SDN Bubutan IV mengirimkan 4 finalis PangPut 2015

Setelah sambutan ibu Walikota, acara dilanjutkan dengan adu yel yel dari para finalis. Mereka sudah menyiapkan 10 supporter yang terdiri dari teman sekolah, guru, keluarga dan tetangga. Tidak hanya itu, para supporter juga membawa poster para finalis dan berdandan dengan pakaian daur ulang yang sangat unik. Suasana sangat meriah dan tidak kalah meriahnya dengan acara audisi / kontes dangdut di televise nasional. Khofila mengajak ibu nya, teman sekelas dan guru kelasnya. Mereka mempersembahkan yel yel yang meriah dan menarik. Bahkan ada yang membawa alat music seperti kentongan , ecek ecek, dan gallon air minum.
Segmen terakhir adalah menjawab pertanyaan dari para juri. Para finalis sudah mempunyai bekal pengetahuan yang cukup karena sebelumnya sudah diberi pembekalan oleh Tunas Hijau Indonesia. Mereka harus memilih nomer pertanyaan yang terdiri dari 1-45. Natasya mendapatkan pertanyaan “bagaimana  pendapatmu tenntang maraknya penggunaan pembungkus makanan dari stereofoam di masyarakat” dia menjelaskan bahwa setereofoam sangat tidak sehat. Jika terkena panas maka bahan kimia dari seterofoam tersebut akan menyatu dengan makanan dan masuk ke dalam tubuh kita. Disamping itu setereofoam tidak dapat hancur atau terurai oleh tanah, jadi sangat tidak ramah lingkungan.


 Para Pendukung dari Dwi Natasya menampilkan yel-yel

Pertanyaan untuk Rifky Firmansyah adalah “  apa hubungan pemanasan global dengan krisis air” ia menjelaskan bahwa jika suhu bumi semakin panas, maka penguapan air akan meningkat. Jadi untuk mengurangi pemanasan global perlu ditingkatkannya program hemat energy dari setiap individu seperti mengurangi penggunaan kipas angina tau AC dengan membuka jendela, memperbanyak solar cell, dan penggunaan lampu LED. 

Faiq Aqil mendapatkan pertanyaan “apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati? Mengapa perlu untuk dilestarikan?” Faiq menjelaskan bahwa Aneka artinya banyak, Hayati artinya hidup jadi keanekaragaman hayati adalah keanekargaan mahluk hidup baik di air maupun di darat. Ini sangat penting untuk dilestarikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem di bumi.

Khofila diberi pertanyaan “bagaiman tanggapanmu tentang TPA Benowo dan tempat pembuangan akhir sampah di kota Surabaya?’ dia menjelaskan bahwa lebih dari 1200 ton sampah masuk ke TPA Benowo setiap hari. Sampah ini berasal dari warga kota Surabaya. untuk mengurangi sampah diperlukan upaya memilah sampah yang baik dari rumah tangga, kantor dan perusahaan.  

Dwi Natasya Nurcahyani Infantri
“saya sangat senang sekali bisa mengikuti penganugrahan pangeran dan puteri lingkungan hidup 2015, karena saya mendapatkan banyak teman dan menambah pengetahuan tentang pengolahan sampah plastik. Dan akhirnya saya menjadi Runner up I puteri lingkungan hidup 2015. Saya akan mempromosikan tentang perilaku ramah lingkungan tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia dengan aksi nyata. Sosialisasi tentang bahaya sampah plastic masih terus saya lakukan untuk mengurangi bencana banjir dan memotivasi semua warga untuk lebih mencintai / peduli terhadap lingkungan”
Ayo semua warga dan teman-teman, cintailah lingkungan hidupmu….!

Muhammad Rifky Firmansyah Maulana
“Setelah mengikuti ajang Pangput lingkungan hidup 2015, dan menjadi Pangeran Lingkungan hidup 2015, saya lebih termotivasi untuk peduli lingkungan dan hidup ramah lingkungan. Untuk mengajak masyarakat Surabaya akan pentingnya menghemat listrik dibutuhkan kerja keras dan rasa toleransi yang tinggi, dengan aksi nyata dan bersosialisasi. Saya ikut berpartisipasi mengubah kota Surabaya yang sering terjadi banjir menjadi kota yang bebas banjir dan hijau. 
Saya berharap masyarakat Surabaya lebih hemat dalam penggunaan listrik dan air!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar