Pages

DI BALIK GUBUK TUA (cerpen karya siswa)

Senin, 09 November 2015


Morla Secharissa
Suara kokok ayam dan kicauan burung serasa memaksaku untuk membuka kedua mataku. Kulihat jam dinding yang tergantung di sudut kamarku telah menunjukkan pukul 05.30 pagi. Aku segera mengambil kain handuk dan masuk ke kamar mandi. Mulai kugosokkan sebatang sabun ke tubuhku, tak lupa ku menggosok gigiku. Setelah selesai mandi, aku berjalan ke kamar dan membuka lemariyang menyimpan koleksi pakaianku. Kuambil sebuah baju bermotif batik lengan pendek dan sebuah celana ukuran 3 per 8 karena udara hari ini sepertinya cukup dingin. Sambil menunggu teman-teman, aku menyisir rambutku dan menaburkan bedak ke wajahku. Tak lama kemudian teman-teman datang menjemputku dan mengajakku bermain.
Hari ini adalah hari Minggu dimana hari waktu aku berkumpul dan ber bermain bersama teman-teman. Kali ini temanku memilih bermain petak umpet. Setelah 30 menit bermaink, kamipun beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah. Aku dan teman-teman duduk bersandar di sebuah pohon yang ukurannya cukup besar. Saat aku sedang berbincang-bincang, tiba-tiba da seseorang yang menarik perhatianku. Dia adalah seorang pemulung tua yang sedang mengais sampah di dekat tempat aku dan tema-teman beristirahat.
Sudah tiga bulan lamanya kami melihat pemulung tua itu dan aku dengar pemulung itu bernama Nek Halimah, kamipun membantu Nek Halimah mengumpulkan sampah. Setelah berkeliling dari tiap rumah, akhirnya kami semua mengantarkan Nek Halimah pulang ke rumahnya yang kebetulan tidak jauh dari perumahanku. Keibaan kami bertambah setelah melihat keadaan rumah Nek Halimah yaitu sebuah gubuk tua reyotyang tidak layak huni ditambah lagi Nek Halimah hanya ditemani oleh cucu semata wayangnya yang masih berumur 6 tahun. Tetapi Nek Halimah tetap bersyukur atas apa yang Ia punya walaupun begitu banyak orang yang menghina dan mencaci makinya Ia tetap bersabar. Di gubuk tua yang reyot inilah Nek Halimah menggerakkan jari jemarinya untuk mendaur ulang sampah kemudian dijual, tak terasa setelah lama Kami membantu Nek Halimah ternyata matahari sudah berada di ufuk barat. Kamipun berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.
Setelah sekitar 3 bulan kami membantu Nek Halimah tibalah saatnya memasuki musim penghujan diman itu adalah bulan yang mengerikan karena aku tidak bisa membantu Nek Halimah dikarenakan hujan deras yang mengguyur perumahanku. Seteah musim penghujan berhenti, kami semua keluar untuk bermain dan seperti biasanya aku dan teman-teman tidak lupa untuk membantu dan mengunjungi Nek Halimah, tetapi tidak seperti biasanya aku melihat begitu banyak waratawan. Ternyata wartawan tersebut ingin mewawancarai Nek Halimah. Beberapa hari kemudian, kulihat di rumah Nek Halimah ramai dikunjungi para pengrajin dan beberapa direktur perusahaan yang memrsan banyak kerajinan dari bahan bekas. Aku dan teman-teman ikut senang dan turut membantu Nek Halimah yang kebanjiran pesanan.
Beberapa bulan kemudian, seperti biasanya aku dan teman-teman ke rumah Nek Halimah dan aku begitu terkejut ketika sampai di depan rumah Nek Halimah yang kulihat bukanlah gubuk tua lagi melainkan runtuhan dari puing-puing bangunan gubuk tua. Segera aku berlarike arah Nek Halimah dan kutanyakan “ Mengapa ini semua bisa terjadi, Nek?”. Namun perkiraanku meleset ternyata gubuk Nek Halimah dihancurkan karena akan dibangun sebuah toko karena salah satu dari pembeli barang kerajinan Nek Halimah menawarkan modal untuk membangun toko. Dan untuk sementara Nek Halimah dan cucunya tinggal di rumah warga setempat yang masih berbaik hati. Setelah sekitar 7 bulan lamanya Nek Halimah dan cucunya kembali karena pembangunan toko sudah terselesaikan. Tokopun segera dibuka dan banyak sekali pengunjung yang datang ke toko Nek Halimah. Kami semua merasa bahagia melihat kondisi ekonomi  Nek Halimah, sekarang Nek Halimah sudah bisa menyekolahkan cucunya. Mereka bisa hidup bahagia sekarang.

Kisah kehidupan Nek Halimah inilah yang menginspirasiku dan teman-teman untuk belajar bersabar, bersyukur, dan telaten. Ku ingat salah satu pesan Nek Halimah yaitu walaupun kita orang kecil, tetapi di dalam diri kita harus terdapat jiwa yang besar dan semangat yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar