Setelah melewati proses yang panjang
akhirnya diputuskan pada hari Sabtu tanggal 27 Juni 2015, Rifky Firmansyah
berhasil terpilih menajdi pangeran lingkungan hidup 2015. Tidak hanya itu Dwi
Natasya juga terpilih sebagai Runner up I untuk kategori Puteri. Sedangkan dua
siswa dan siswi lainnya yaitu Khofila dan Faiq masih menjadi finalis. Penganugerahan
Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2105 diselenggarakan oleh Tunas Hijau Indonesia
yang didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Rifky Firmansyah, Siswa kelas 6 SDN Bubutan terpilih menjadi Pangeran Lingkungan Hidup 2015.
Persaingan yang ketat menuntut para finalis
ini bekerja keras. Tidak hanya itu mereka dituntut untuk se kreatif mungkin
untuk mengkampanyekan proyeknya di sekolah, keluarga dan masyarakat. Menjadi
finalis pangerandan puteri lingkungan hidup merupkan prestasi yang sangat
istimewa. Mereka adalah anakanak yang terpilih setelah melewati seleksi yang
sangat ketat.
Ibu Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini dan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Pak Ihsan mendukung para finalis Pangput 2015
Ibu walikota Surabaya, Tri Risma Harini
dalam sambutannya mengatakan, “Anak-anakku jangan pernah lelah menjadi pejuang
lingkunganhidup. Meski tidak ada bayarannya, tetapi 3 juta lebih warga Surabaya
bisa menikmati apa yang telah kalian kerjakan” . disamping itu Bu Risma juga
menjelaskan bahwa pemerintah kota Surabaya telah mengambil langkah penting untuk
memenuhi kebutuhan air dengan membangun bendungan baru dan banyak menanam
pohon. Yang paling beliau khawatirkan adalah masuknya air laut ke lapisan air
tanah. Lebih lanjut lagi beliau mejelaskan bahwa meskipun Surabaya kota yang
padat, tetapi kualitas udaranya masih tetap terbaik dari pada kota kota lainnya
di seluruh Indonesia.
SDN Bubutan IV mengirimkan 4 finalis PangPut 2015
Setelah sambutan ibu Walikota, acara
dilanjutkan dengan adu yel yel dari para finalis. Mereka sudah menyiapkan 10
supporter yang terdiri dari teman sekolah, guru, keluarga dan tetangga. Tidak
hanya itu, para supporter juga membawa poster para finalis dan berdandan dengan
pakaian daur ulang yang sangat unik. Suasana sangat meriah dan tidak kalah
meriahnya dengan acara audisi / kontes dangdut di televise nasional. Khofila
mengajak ibu nya, teman sekelas dan guru kelasnya. Mereka mempersembahkan yel
yel yang meriah dan menarik. Bahkan ada yang membawa alat music seperti
kentongan , ecek ecek, dan gallon air minum.
Segmen terakhir adalah menjawab pertanyaan
dari para juri. Para finalis sudah mempunyai bekal pengetahuan yang cukup
karena sebelumnya sudah diberi pembekalan oleh Tunas Hijau Indonesia. Mereka
harus memilih nomer pertanyaan yang terdiri dari 1-45. Natasya mendapatkan
pertanyaan “bagaimana pendapatmu
tenntang maraknya penggunaan pembungkus makanan dari stereofoam di masyarakat”
dia menjelaskan bahwa setereofoam sangat tidak sehat. Jika terkena panas maka
bahan kimia dari seterofoam tersebut akan menyatu dengan makanan dan masuk ke
dalam tubuh kita. Disamping itu setereofoam tidak dapat hancur atau terurai
oleh tanah, jadi sangat tidak ramah lingkungan.
Para Pendukung dari Dwi Natasya menampilkan yel-yel
Pertanyaan untuk Rifky Firmansyah adalah
“ apa hubungan pemanasan global dengan
krisis air” ia menjelaskan bahwa jika suhu bumi semakin panas, maka penguapan
air akan meningkat. Jadi untuk mengurangi pemanasan global perlu
ditingkatkannya program hemat energy dari setiap individu seperti mengurangi
penggunaan kipas angina tau AC dengan membuka jendela, memperbanyak solar cell,
dan penggunaan lampu LED.
Faiq Aqil mendapatkan pertanyaan “apa yang
dimaksud dengan keanekaragaman hayati? Mengapa perlu untuk dilestarikan?” Faiq
menjelaskan bahwa Aneka artinya banyak, Hayati artinya hidup jadi
keanekaragaman hayati adalah keanekargaan mahluk hidup baik di air maupun di
darat. Ini sangat penting untuk dilestarikan untuk menjaga keseimbangan
ekosistem di bumi.
Khofila diberi pertanyaan “bagaiman
tanggapanmu tentang TPA Benowo dan tempat pembuangan akhir sampah di kota
Surabaya?’ dia menjelaskan bahwa lebih dari 1200 ton sampah masuk ke TPA Benowo
setiap hari. Sampah ini berasal dari warga kota Surabaya. untuk mengurangi
sampah diperlukan upaya memilah sampah yang baik dari rumah tangga, kantor dan
perusahaan.
Dwi
Natasya Nurcahyani Infantri
“saya sangat senang sekali bisa mengikuti
penganugrahan pangeran dan puteri lingkungan hidup 2015, karena saya
mendapatkan banyak teman dan menambah pengetahuan tentang pengolahan sampah
plastik. Dan akhirnya saya menjadi Runner up I puteri lingkungan hidup 2015.
Saya akan mempromosikan tentang perilaku ramah lingkungan tidak hanya di
Indonesia tetapi di seluruh dunia dengan aksi nyata. Sosialisasi tentang bahaya
sampah plastic masih terus saya lakukan untuk mengurangi bencana banjir dan
memotivasi semua warga untuk lebih mencintai / peduli terhadap lingkungan”
Ayo semua warga dan teman-teman, cintailah
lingkungan hidupmu….!
Muhammad
Rifky Firmansyah Maulana
“Setelah mengikuti ajang Pangput lingkungan
hidup 2015, dan menjadi Pangeran Lingkungan hidup 2015, saya lebih termotivasi
untuk peduli lingkungan dan hidup ramah lingkungan. Untuk mengajak masyarakat
Surabaya akan pentingnya menghemat listrik dibutuhkan kerja keras dan rasa
toleransi yang tinggi, dengan aksi nyata dan bersosialisasi. Saya ikut
berpartisipasi mengubah kota Surabaya yang sering terjadi banjir menjadi kota
yang bebas banjir dan hijau.
Saya berharap masyarakat Surabaya lebih
hemat dalam penggunaan listrik dan air!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar