Morla Secharissa |
Suara
kokok ayam dan kicauan burung serasa memaksaku untuk membuka kedua mataku.
Kulihat jam dinding yang tergantung di sudut kamarku telah menunjukkan pukul
05.30 pagi. Aku segera mengambil kain handuk dan masuk ke kamar mandi. Mulai kugosokkan
sebatang sabun ke tubuhku, tak lupa ku menggosok gigiku. Setelah selesai mandi,
aku berjalan ke kamar dan membuka lemariyang menyimpan koleksi pakaianku.
Kuambil sebuah baju bermotif batik lengan pendek dan sebuah celana ukuran 3 per
8 karena udara hari ini sepertinya cukup dingin. Sambil menunggu teman-teman,
aku menyisir rambutku dan menaburkan bedak ke wajahku. Tak lama kemudian
teman-teman datang menjemputku dan mengajakku bermain.
Hari
ini adalah hari Minggu dimana hari waktu aku berkumpul dan ber bermain bersama
teman-teman. Kali ini temanku memilih bermain petak umpet. Setelah 30 menit
bermaink, kamipun beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah. Aku dan
teman-teman duduk bersandar di sebuah pohon yang ukurannya cukup besar. Saat aku
sedang berbincang-bincang, tiba-tiba da seseorang yang menarik perhatianku. Dia
adalah seorang pemulung tua yang sedang mengais sampah di dekat tempat aku dan
tema-teman beristirahat.
Sudah
tiga bulan lamanya kami melihat pemulung tua itu dan aku dengar pemulung itu
bernama Nek Halimah, kamipun membantu Nek Halimah mengumpulkan sampah. Setelah
berkeliling dari tiap rumah, akhirnya kami semua mengantarkan Nek Halimah
pulang ke rumahnya yang kebetulan tidak jauh dari perumahanku. Keibaan kami
bertambah setelah melihat keadaan rumah Nek Halimah yaitu sebuah gubuk tua
reyotyang tidak layak huni ditambah lagi Nek Halimah hanya ditemani oleh cucu
semata wayangnya yang masih berumur 6 tahun. Tetapi Nek Halimah tetap bersyukur
atas apa yang Ia punya walaupun begitu banyak orang yang menghina dan mencaci
makinya Ia tetap bersabar. Di gubuk tua yang reyot inilah Nek Halimah
menggerakkan jari jemarinya untuk mendaur ulang sampah kemudian dijual, tak
terasa setelah lama Kami membantu Nek Halimah ternyata matahari sudah berada di
ufuk barat. Kamipun berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.
Setelah
sekitar 3 bulan kami membantu Nek Halimah tibalah saatnya memasuki musim
penghujan diman itu adalah bulan yang mengerikan karena aku tidak bisa membantu
Nek Halimah dikarenakan hujan deras yang mengguyur perumahanku. Seteah musim
penghujan berhenti, kami semua keluar untuk bermain dan seperti biasanya aku
dan teman-teman tidak lupa untuk membantu dan mengunjungi Nek Halimah, tetapi
tidak seperti biasanya aku melihat begitu banyak waratawan. Ternyata wartawan
tersebut ingin mewawancarai Nek Halimah. Beberapa hari kemudian, kulihat di
rumah Nek Halimah ramai dikunjungi para pengrajin dan beberapa direktur
perusahaan yang memrsan banyak kerajinan dari bahan bekas. Aku dan teman-teman
ikut senang dan turut membantu Nek Halimah yang kebanjiran pesanan.
Beberapa
bulan kemudian, seperti biasanya aku dan teman-teman ke rumah Nek Halimah dan
aku begitu terkejut ketika sampai di depan rumah Nek Halimah yang kulihat
bukanlah gubuk tua lagi melainkan runtuhan dari puing-puing bangunan gubuk tua.
Segera aku berlarike arah Nek Halimah dan kutanyakan “ Mengapa ini semua bisa
terjadi, Nek?”. Namun perkiraanku meleset ternyata gubuk Nek Halimah
dihancurkan karena akan dibangun sebuah toko karena salah satu dari pembeli barang
kerajinan Nek Halimah menawarkan modal untuk membangun toko. Dan untuk
sementara Nek Halimah dan cucunya tinggal di rumah warga setempat yang masih
berbaik hati. Setelah sekitar 7 bulan lamanya Nek Halimah dan cucunya kembali
karena pembangunan toko sudah terselesaikan. Tokopun segera dibuka dan banyak
sekali pengunjung yang datang ke toko Nek Halimah. Kami semua merasa bahagia
melihat kondisi ekonomi Nek Halimah,
sekarang Nek Halimah sudah bisa menyekolahkan cucunya. Mereka bisa hidup
bahagia sekarang.
Kisah
kehidupan Nek Halimah inilah yang menginspirasiku dan teman-teman untuk belajar
bersabar, bersyukur, dan telaten. Ku ingat salah satu pesan Nek Halimah yaitu
walaupun kita orang kecil, tetapi di dalam diri kita harus terdapat jiwa yang
besar dan semangat yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar